Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari masalah percintaan hingga utang piutang.
Ilustrasi gantung diri (VIVAnews/Adri Prastowo)
Setiap hari, empat atau lima orang di Singapura mencoba bunuh diri. Diantara mereka itu rata-rata ada satu orang yang tewas. Kebanyakan dari warga yang ingin bunuh diri adalah kaum lanjut usia (lansia).
Informasi mencengangkan itu disampaikan sejumlah pakar medis, yang didukung data dari pemerintah Singapura atas kasus bunuh diri. Menurut harian The Straits Times, 23 November 2011, selain kaum lanjut usia, mereka yang mencoba bunuh diri kebanyakan berusia 30 dan 40-an. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari masalah percintaan hingga utang piutang.
Pada lansia, faktor penyebab bunuh diri terbanyak adalah rasa sepi, frustasi, dan karena penyakit yang tak kunjung sembuh atau cacat tubuh. Biasanya, warga Singapura berusaha mengakhiri hidup mereka dengan menenggak obat-obatan atau mengiris urat nadi.
Seorang psikiater senior, Kua Ee Heok, yang dikutip harian Singapura itu menyatakan angka bunuh diri kini semakin menurun seiring dengan meningkatnya kesadaran praktisi kesehatan untuk lebih peduli terhadap lansia yang sering mengeluh sakit.
Psikiater dari National University Hospital ini menggagas sebuah program untuk menurunkan tingkat depresi lansia dengan lebih banyak bergerak. Program yang rencananya diadakan seminggu dua kali di pusat perbelanjaan Jurong Point ini diharapkan menggugah semangat lansia untuk tetap aktif dan bahagia.
Setiap lansia nantinya akan didampingi untuk memastikan jadwal kegiatan mereka terisi dan mereka meminum obatnya. Saat ini, pihak rumah sakit sedang merekrut tenaga perawat supaya kegiatan dapat berjalan.
Ratusan Kasus
Riset itu sejalan dengan statistik yang telah dikemukakan pemerintah. Jumlah kasus bunuh diri di negara-kota setiap tahun mencapai ratusan.
Menurut data Kementerian Dalam Negeri Singapura, seperti yang dikutip Today Online,tahun lalu terdapat 353 kasus bunuh diri. Bahkan pada 2009 jumlahnya lebih banyak, yaitu 401 kasus.
Banyak pula warga asing yang bunuh diri di Singapura. Pada 2010 jumlahnya sebanyak 57 kasus, sedangkan tahun sebelumnya 52 kasus.
Data itu dipaparkan Deputi Perdana Menteri Teo Chee Hean sebagai jawaban atas pertanyaan dari anggota parlemen, Lina Chiam. Saat itu Chiam ingin mengetahui jumlah kasus bunuh diri di Singapura, baik yang dilakukan warga lokal maupun warga asing beserta penyebabnya.
Teo, yang juga merangkap sebagai Menteri Dalam Negeri menjawab, "Kami tidak tahu persis alasan mengapa para warga asing itu bunuh diri." (ren)
Informasi mencengangkan itu disampaikan sejumlah pakar medis, yang didukung data dari pemerintah Singapura atas kasus bunuh diri. Menurut harian The Straits Times, 23 November 2011, selain kaum lanjut usia, mereka yang mencoba bunuh diri kebanyakan berusia 30 dan 40-an. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari masalah percintaan hingga utang piutang.
Pada lansia, faktor penyebab bunuh diri terbanyak adalah rasa sepi, frustasi, dan karena penyakit yang tak kunjung sembuh atau cacat tubuh. Biasanya, warga Singapura berusaha mengakhiri hidup mereka dengan menenggak obat-obatan atau mengiris urat nadi.
Seorang psikiater senior, Kua Ee Heok, yang dikutip harian Singapura itu menyatakan angka bunuh diri kini semakin menurun seiring dengan meningkatnya kesadaran praktisi kesehatan untuk lebih peduli terhadap lansia yang sering mengeluh sakit.
Psikiater dari National University Hospital ini menggagas sebuah program untuk menurunkan tingkat depresi lansia dengan lebih banyak bergerak. Program yang rencananya diadakan seminggu dua kali di pusat perbelanjaan Jurong Point ini diharapkan menggugah semangat lansia untuk tetap aktif dan bahagia.
Setiap lansia nantinya akan didampingi untuk memastikan jadwal kegiatan mereka terisi dan mereka meminum obatnya. Saat ini, pihak rumah sakit sedang merekrut tenaga perawat supaya kegiatan dapat berjalan.
Ratusan Kasus
Riset itu sejalan dengan statistik yang telah dikemukakan pemerintah. Jumlah kasus bunuh diri di negara-kota setiap tahun mencapai ratusan.
Menurut data Kementerian Dalam Negeri Singapura, seperti yang dikutip Today Online,tahun lalu terdapat 353 kasus bunuh diri. Bahkan pada 2009 jumlahnya lebih banyak, yaitu 401 kasus.
Banyak pula warga asing yang bunuh diri di Singapura. Pada 2010 jumlahnya sebanyak 57 kasus, sedangkan tahun sebelumnya 52 kasus.
Data itu dipaparkan Deputi Perdana Menteri Teo Chee Hean sebagai jawaban atas pertanyaan dari anggota parlemen, Lina Chiam. Saat itu Chiam ingin mengetahui jumlah kasus bunuh diri di Singapura, baik yang dilakukan warga lokal maupun warga asing beserta penyebabnya.
Teo, yang juga merangkap sebagai Menteri Dalam Negeri menjawab, "Kami tidak tahu persis alasan mengapa para warga asing itu bunuh diri." (ren)
0 comments:
Posting Komentar