Seorang wanita asal Taiwan pernah dijual oleh ibunya sebagai budak saat berumur 7 tahun. Namun saat dia kembali bersua dengan ibundanya sekitar 20 tahun kemudian, dengan besar hati dia memaafkannya. Sungguh mengharukan!
Seperti diberitakan oleh Daily Mail, Jumat (20/1/2012), wanita yang biasa dipanggil Isabel tersebut, menghabiskan hidupnya selama 20 tahun dengan menjadi budak sebuah keluarga Taiwan yang kaya raya di California, Amerika Serikat (AS).
Selama di sana, Isabel hidup dalam kondisi yang kurang manusiawi. Dia bekerja keras memasak dan mencuci, namun hanya diperbolehkan tidur di garasi dengan hanya beralaskan kardus. Selain itu, dia juga sering dipukuli oleh majikannya.
Hingga akhirnya pada tahun lalu, dia berhasil melarikan diri dari keluarga tersebut. Kisahnya lantas diberitakan oleh media ternama AS, CNN dan langsung menjadi perhatian publik.
Hingga pada November 2011, Menteri Luar Negeri Taiwan, Timothy Yang datang berkunjung ke Amerika Tengah ditanyai oleh media setempat mengenai kasus Isabel. Timothy pun berjanji agar kejadian serupa tidak terulang.
Sementara Isabel, saat diwawancarai CNN, dia menyampaikan niatnya untuk bertemu sang ibu yang tega menjual dirinya dulu. "Ibu, saya menyayangimu. Saya hanya ingin bertemu denganmu," ucapnya kepada CNN.
Akhirnya mimpi Isabel pun terwujud. Pada Rabu (18/1) kemarin, Isabel pun pulang ke kampung halamannya.
Untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, dia pun bisa berjumpa dengan ibundanya pada Kamis (19/1). Dalam pertemuan mengharukan yang ditayangkan oleh CNN, terlihat bahwa Isabel sangat bahagia bisa bertemu dengan ibundanya.
Raut wajahnya tak menunjukkan kemarahan sedikitpun terhadap ibundanya. Sepertinya dia telah melupakan perbuatan sang ibu di masa lalu. Sementara sang ibu terlihat bahagia karena bisa bertemu dengan putrinya kembali.
0 comments:
Posting Komentar