Rajee Narinesingh terobsesi memiliki wajah cantik. Terlahir sebagai pria, warga Miami, Florida, 48 tahun, ini merasa perlu menjalani permak wajah untuk menyempurnakan feminitas wajahnya.
Narinesingh bukan orang kaya. Tak heran jika ia tergiur cerita teman tentang sosok Oneal Ron Morris, seorang pakar kecantikan yang melayani jasa permak wajah dengan biaya murah.
Datang ke ruang praktik Morris, Narinesingh menuruti metode perawatan yang disarankan. Ia menerima suntikan di beberapa titik di wajahnya: pipi, dagu, bibir, dan hidung. Ia percaya suntikan itu bisa memperbaiki kekurangan wajahnya sesuai keinginan.
Di saat harapannya menjadi cantik membumbung, ia melihat perubahan bentuk wajahnya di cermin. Bukan cantik sesuai impian, ia malah mendapati citra wajahnya yang sangat mengerikan. Tumbuh benjolan lembek di bagian pipi kiri. Bentuk dagunya menjadi asimetris. Bagian atas bibir dan hidung pun bengkak.
Kondisi itu baru menyadarkan Narinesingh bahwa Morris dokter gadungan. Belakangan, ia juga baru tahu bahwa cairan yang disuntikkan ke wajahnya berupa campuran semen dan adonan pembuat ban.
Kepada stasiun televisi Miami CBS4, Narinesingh mengatakan, "Ini sangat mengerikan, hidup Anda seperti ditentukan lemparan dadu. Sebagai waria, saya memang tergiur bisa tampil cantik tanpa harus menghabiskan banyak uang ke dokter berlisensi."
Suntikan yang ia dapat dengan harga murah itu nyatanya harus dibayar dengan harga mahal. Narinesingh harus menjalani beberapa operasi untuk memulihkan wajahnya yang 'hancur'.
Dr John Martin, yang kini merawat Narinesingh, mengatakan, bahwa menjalani prosedur kecantikan sangat berbahaya. Silikon yang biasa digunakan merupakan jenis khusus yang disuntikkan dalam jumlah kecil. "Kasus yang muncul, dokter-dokter palsu itu kadang menggunakan silikon industri yang beracun dan bisa memicu reaksi aneh," ujarnya.
Aduan sejumlah pasien membuat Morris akhirnya dipenjara. Namun, segera bebas setelah membayar uang jaminan sebesar US$15 ribu atau lebih Rp135 juta. Morris yang juga melakukan prosedur berbahaya itu untuk diri sendiri, menolak berkomentar. Ia menyerahkan semua jawaban atas kasusnya kepada pengacara.
0 comments:
Posting Komentar