Dalam acara ini sejumlah sutradara dan juga produser dari negara-negara ASEAN menjadi pembicara di acara tersebut. Bahsan mereka mulai dari pembuatan film, biaya, hingga kontribusi film tersebut bagi negara masing-masing.
Yang menarik perhatian adalah biaya pembuatan film di masing-masing negara ASEAN. Ternyata, nominalnya berbeda-beda.
Menurut Jose Miguel De La Rosa dari Filipina, biaya pembuatan film komersil atau kolosal di negaranya bisa menghabiskan US$400 ribu atau sekitar Rp3,6 miliar.
"Karena kita harus menyisihkan untuk biaya promosi," kata De La Rossa saat ditemui di acara ASEAN Film Festival di Planet Hollywood, Bali, Rabu, 16 November 2011.
Sedangkan perwakilan dari Laos, Anousone Sirisackda menyatakan bahwa biaya produksi film di Laos sekitar 10 juta bath atau Rp2 miliar.
Sementara itu, perwakilan Vietnam, Dang Nhat Minh mengatakan saat ini di negaranya diproduksi sekitar 20 film dalam setahun. Biaya pembuatan film sendiri rata-rata menelan US$300 ribu. Namun, khusus film buatannya yang berjudul 'Don't Burn' membutuhkan biaya US$600 ribu.
Myanmar hampir sama dengan Vietnam. Biaya pembuatan film mereka sekitar US$600 ribu.
Lantas, bagaimana dengan biaya produksi film di Indonesia? Lalu Roisamri selaku sekretaris AFF menjelaskan biaya produksi film Indonesia itu rata-rata sebesar Rp2 miliar sampai Rp3 miliar.
"Tapi ada beberapa film yang menelan biaya produksi lebih dari itu. Bahkan sampai Rp10 miliar atau Rp20 miliar," ucapnya. (umi)
0 comments:
Posting Komentar