BEBERAPA waktu lalu, seorang blogger asal Mesir menggegerkan dunia maya setelah mengunggah foto bugilnya di internet. Blogger ini, Aliaa Maghda El-Mahdy, memprotes kurangnya kebebasan berekspresi di negeri piramida itu. Akibat tindakan nekatnya ini, El-Mahdy mendapat kecaman dari berbagai pihak, terutama dari kaum konservatif Mesir.
Terinspirasi dari usaha El-Mahdy dalam memperjuangkan kebebasan berekspresi, sekelompok wanita di Israel melucuti seluruh pakaiannya sebagai tanda solidaritas.
Kelompok yang terdiri dari 40 orang ini menamai diri mereka sebagai “Homage to Aliaa El-Mahdi, Sisters in Israel”. Mereka berpose bugil sambil membawa spanduk bertuliskan “Love with Limits” dalam huruf Arab dan Hebrew.
Seperti diberitakan Daily Mail, Senin (21/11), kelompok ini dipimpin oleh Or Templar, wanita 28 tahun yang menggalang gerakan lewat jejaring sosial. Lewat grup Facebook, Templar mencoba menghapus perbedaan ras dan lebih mengutamakan kebebasan berekspresi di dunia maya.
“Tak peduli mereka Yahudi, Arab, straight atau lesbian – karena di sini itu semua tidak penting. Tunjukkan bahwa persahabatan lintas negara tidak harus bergantung pada pemerintah,” tulis Templar di Facebook.
Ide ini muncul tak lama setelah Templar menyaksikan foto El-Mahdy yang hanya dibalut stocking tipis dan sepatu merah pekan lalu. Foto ini diunggah saat Mesir mempersiapkan pemilihan presiden baru setelah mendepak Hosni Mubarak. Tindakan El-Mahdy segera menyulut protes dan komentar miring yang datang dari berbagai pihak.
“Saya rasa dia tidak pantas mendapat respon seperti itu. Saya marah saat tahu El-Mahdy mendapat jutaan komentar negatif, bahkan ancaman pembunuhan,” ujar Templar pada Ynet.
0 comments:
Posting Komentar